Laman

Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Anak. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Maret 2022

Wahai Anakku, Cintailah Al Qur'an

 Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak adalah hal yang paling pokok dalam Islam. Dengan hal tersebut, anak akan senantiasa dalam fitrahnya dan di dalam hatinya bersemayam cahaya-cahaya hikmah sebelum hawa nafsu dan maksiat mengeruhkan hati dan menyesatkannya dari jalan yang benar.


Para sahabat nabi benar-benar mengetahui pentingnya menghafal Al-Qur’an dan pengaruhnya yang nyata dalam diri anak. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anaknya sebagai pelaksanaan atas saran yang diberikan Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits yang diriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash,

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

Sebelum kita memberi tugas kepada anak-anak kita untuk menghafal Al-Qur’an, maka terlebih dahulu kita harus menanamkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an. Sebab, menghafal Al-Qur’an tanpa disertai rasa cinta tidak akan memberi faedah dan manfaat. Bahkan, mungkin jika kita memaksa anak untuk menghafal Al-Qur’an tanpa menanamkan rasa cinta terlebih dahulu, justru akan memberi dampak negatif bagi anak. Sedangkan mencintai Al-Qur’an disertai menghafal akan dapat menumbuhkan perilaku, akhlak, dan sifat mulia.

Menanamkan rasa cinta anak terhadap Al-Qur’an pertama kali harus dilakukan di dalam keluarga, yaitu dengan metode keteladanan. Karena itu, jika kita menginginkan anak mencintai Al-Qur’an, maka jadikanlah keluarga kita sebagai suri teladan yang baik dengan cara berinteraksi secara baik dengan Al-Qur’an. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara memuliakan kesucian Al-Qur’an, misalnya memilih tempat paling mulia dan paling tinggi untuk meletakkan mushaf Al-Qur’an, tidak menaruh barang apapun di atasnya dan tidak meletakkannya di tempat yang tidak layak, bahkan membawanya dengan penuh kehormatan dan rasa cinta, sehingga hal tersebut akan merasuk ke dalam alam bawah sadarnya bahwa mushaf Al-Qur’an adalah sesuatu yang agung, suci, mulia, dan harus dihormati, dicintai, dan disucikan.

Sering memperdengarkan Al-Qur’an di rumah dengan suara merdu dan syahdu, tidak memperdengarkan dengan suara keras agar tidak mengganggu pendengarannya. Memperlihatkan pada anak kecintaan kita pada Al-Qur’an, misalnya dengan cara rutin membacanya.

Adapun metode-metode yang bisa digunakan anak mencintai Al-Qur’an diantaranya adalah:

1. Bercerita kepada anak dengan kisah-kisah yang diambil dari Al-Qur’an.

Mempersiapkan cerita untuk anak yang bisa menjadikannya mencintai Allah Ta’ala dan Al-Qur’an Al-Karim, akan lebih bagus jika kisah-kisah itu diambil dari Al-Qur’an secara langsung, seperti kisah tentang tentara gajah yang menghancurkan Ka’bah, kisah perjalanan nabi Musa dan nabi Khidir, kisah Qarun, kisah nabi Sulaiman bersama ratu Bilqis dan burung Hud-hud, kisah tentang Ashabul Kahfi, dan lain-lain.

Sebelum kita mulai bercerita kita katakan pada anak, “Mari Sayangku, bersama-sama kita dengarkan salah satu kisah Al-Qur’an.”

Sehingga rasa cinta anak terhadap cerita-cerita itu dengan sendirinya akan terikat dengan rasa cintanya pada Al-Qur’an. Namun, dalam menyuguhkan cerita pada anak harus diperhatikan pemilihan waktu yang tepat, pemilihan bahasa yang cocok, dan kalimat yang terkesan, sehingga ia akan memberi pengaruh yang kuat pada jiwa dan akal anak.

2. Sabar dalam menghadapi anak.

Misalnya ketika anak belum bersedia menghafal pada usia ini, maka kita harus menangguhkannya sampai anak benar-benar siap. Namun kita harus selalu memperdengarkan bacaan Al-Qur’an kepadanya.

3. Menggunakan metode pemberian penghargaan untuk memotivasi anak.

Misalnya jika anak telah menyelesaikan satu surat kita ajak ia untuk jalan-jalan/rekreasi, atau dengan menggunakan lembaran prestasi/piagam penghargaan, sehingga anak akan semakin terdorong untuk mengahafal Al-Qur’an.

4. Menggunakan semboyan untuk mengarahkan anak mencintai Al-Qur’an.

Misalnya :
Saya mencintai Al-Qur’an.
Al-Qur’an Kalamullah.
Allah mencintai anak yang cinta Al-Qur’an.
Saya suka menghafal Al-Qur’an.
Atau sebelum menyuruh anak memulai menghafal Al-Quran, kita katakan kepada mereka, “Al-Qur’an adalah kitab Allah yang mulia, orang yang mau menjaganya, maka Allah akan menjaga orang itu. Orang yang mau berpegang teguh kepadanya, maka akan mendapat pertolongan dari Allah. Kitab ini akan menjadikan hati seseorang baik dan berperilaku mulia.”

5. Menggunakan sarana menghafal yang inovatif.

Hal ini disesuaikan dengan kepribadian dan kecenderungan si anak (cara belajarnya), misalnya :

* Bagi anak yang dapat berkonsentrasi dengan baik melalui pendengarannya, dapat menggunakan sarana berupa kaset, atau program penghafal Al-Qur’an digital, agar anak bisa mempergunakannya kapan saja, serta sering memperdengarkan kepadanya bacaan Al-Qur’an dengan lantunan yang merdu dan indah.
* Bagi anak yang peka terhadap sentuhan, memberikannya Al-Qur’an yang cantik dan terlihat indah saat di bawanya, sehingga ia akan suka membacanya, karena ia ditulis dalam lembaran-lembaran yang indah dan rapi.
* Bagi anak yang dapat dimasuki melalui celah visual, maka bisa mengajarkannya melalui video, komputer, layer proyektor, melalui papan tulis, dan lain-lain yang menarik perhatiannya.

6. Memilih waktu yang tepat untuk menghafal Al-Qur’an.
Hal ini sangat penting, karena kita tidak boleh menganggap anak seperti alat yang dapat dimainkan kapan saja, serta melupakan kebutuhan anak itu sendiri. Karena ketika kita terlalu memaksa anak dan sering menekannya dapat menimbulkan kebencian di hati anak, disebabkan dia menanggung kesulitan yang lebih besar. Oleh karena itu, jika kita ingin menanamkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an di hati anak, maka kita harus memilih waktu yang tepat untuk menghafal dan berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Adapun waktu yang dimaksud bukan saat seperti di bawah ini:
Setelah lama begadang, dan baru tidur sebentar,
Setelah melakukan aktivitas fisik yang cukup berat,
Setelah makan dan kenyang,
Waktu yang direncanakan anak untuk bermain,
Ketika anak dalam kondisi psikologi yang kurang baik,
Ketika terjadi hubungan tidak harmonis anatara orangtua dan anak, supaya anak tidak membenci Al-Qur’an disebabkan perselisihan dengan orangtuanya.

Kemudian hal terakhir yang tidak kalah penting agar anak mencintai Al-Qur’an adalah dengan membuat anak-anak kita mencintai kita, karena ketika kita mencintai Al-Qur’an, maka anak-anak pun akan mencintai Al-Qur’an, karena mereka mengikuti orang yang dicintai. Adapun beberapa cara agar anak-anak kita semakin mencintai kita antara lain:

* Senantiasa bergantung kepada Allah, selalu berdo’a kepada Allah untuk kebaikan anak-anak. Dengan demikian Allah akan memberikan taufikNya dan akan menyatukan hati kita dan anak-anak.
* Bergaul dengan anak-anak sesuai dengan jenjang umurnya, yaitu sesuai dengan kaedah, “Perlakukan manusia menurut kadar akalnya.” Sehingga kita akan dengan mudah menembus hati anak-anak.
* Dalam memberi pengarahan dan nasehat, hendaknya diterapkan metode beragam supaya anak tidak merasa jemu saat diberi pendidikan dan pengajaran.
* Memberikan sangsi kepada anak dengan cara tidak memberikan bonus atau menundanya sampai waktu yang ditentukan adalah lebih baik daripada memberikan sangsi berupa sesuatu yang merendahkan diri anak. Tujuannya tidak lain supaya anak bisa menghormati dirinya sendiri sehingga dengan mudah ia akan menghormati kita.
* Memahami skill dan hobi yang dimiliki anak-anak, supaya kita dapat memasukkan sesuatu pada anak dengan cara yang tepat.
* Berusaha dengan sepenuh hati untuk bersahabat dengan anak-anak, selanjutnya memperlakukan mereka dengan bertolak pada dasar pendidikan, bukan dengan bertolak pada dasar bahwa kita lebih utama dari anak-anak, mengingat kita sudah memberi makan, minum, dan menyediakan tempat tinggal. Hal ini secara otomatis akan membuat mereka taat tanpa pernah membantah.
* Membereskan hal-hal yang dapat menghalangi kebahagiaan dan ketenangan hubungan kita dengan anak-anak.
* Mengungkapkan rasa cinta kepada anak, baik baik dengan lisan maupun perbuatan.

Itulah beberapa point cara untuk menumbuhkan rasa cinta anak kepada Al-Qur’an. Semoga kegiatan menghafal Al-Qur’an menjadi hal yang menyenangkan bagi anak-anak, sehingga kita akan mendapat hasil sesuai yang kita harapkan.

Diringkas dari Agar Anak Mencintai Al-Qur’an, Dr. Sa’ad Riyadh

Sumber : http://www.ikadi.or.id/article/wahai-anakku-cintailah-al-quran-

Minggu, 03 Oktober 2021

ART, CCTV dan Penculikan Anak

Berawal dari obrolan di sela-sela kerja, jadi ingat saat-saat anak diasuh Asisten Rumah Tangga yang terlanjur disebut oleh masyarakat kita sebagai pembantu.

Pembantu? Ya pembantu. Dari sebutannya saja pembantu, orang yang membantu. Hanya saja kebanyakan menganggap mereka yang harus menyelesaikan pekerjaan di rumah, bukan sekedar membantu.

Salah? Enggak juga tergantung kesepakatan awal.

Paling banyak alasan orang memerlukan ART saat mereka memiliki momongan-bayi, sementara mereka sama-sama bekerja. Sebaiknya kalau butuh mengasuh anak, carilah baby sitter, jangan ART. Kecuali karena ekonomi kita pas-pasan. Anggaplah pas-pasan saja secara ekonomi, jadi yang kita punya adalah ART dengan tugas utama mengasuh anak.

Nah! Saking sayangnya mereka sama baby mereka, sampai-sampai mereka memasang CCTV untuk mengawasi sang pembantu. Kuwatir terjadi apa-apa sma babynya, apalagi sering beredar kabar penculikan bayi oleh pembantu rumah tangga. Saking dianggap rahasia, banyak yang menyembunyikan di tempat-tempat tak terlihat.

 

Perlukah disembunyikan?

Justru sebaiknya, CCTV sebaiknya dipasang di tempat strategis dan dikomunikasikan kepada ART. Kalau CCTV disembunyikan, ART bisa melakukan hal-hal tidak diharapkan. Meskipun kita akhirnya tahu perbuatan mereka, anak yang diasuh ART bisa jadi sudah diperlakukan kurang baik.

Pasanglah CCTV d tempat terbuka, pastikan bisa mengawasi setiap tempat di rumah termasuk teras dan halaman. Sampaikan ke ART kalau kita pengen tahu kondisi rumah, terutama anak. Dengan begitu ART akan lebih berhati-hati mengasuh anak kita.

Sesekali telponlah ART, atau pakai fasilitas Video Call : “MBak, sepertinya adik pulas sekali tidurnya, coba dekatkan HP Mbak ke wajahnya…. Ihhhh lucu banget…..”

Atau : “Mbak, itu adik bangun. Cuci bajunya nanti saja kalau longgar. Kalau repot, biar hari ini saya yang cuci baju sepulang kerja.”

Telpon ART di rumah saat senggang dan ART tidak sedang kerepotan, paling tidak akan membangun rasa aman juga untuk ART bahwa kita ikut mengawasi rumah. Dengan begitu, ART juga akan lebih hati2 dalam mengasuh anak kita.

Anda setuju dengan pemikiran saya?

Image:
https://www.antaranews.com/berita/1305974/polisi-pemasangan-cctv-bukan-untuk-pantau-gerak-gerik-masyarakat

Kamis, 06 Mei 2021

Ibuku Pergi… Ayahku meninggal….

 Ibuku Pergi… Ayahku meninggal….

--------------------------------

 


Bocah perempuan ini berdoa di setiap sujudnya. Nafasnya tersengal, tangispun akhirnya pecah. Mata yang sayupun mulai berlinang airmata.

 

Bocah perempuan bernama "Putri" tersedu pilu menengadahkan kedua tangannya. Air matanya kian berlinang, dadanya bergemuruh.

 

“Putri hafalannya sudah 11 juz pak - buk. Putri sudah berubah. Putri tidak ngrepoti ibu pengasuh pondok lagi. Putri kangen sama ibu, ingin bertemu ibu meskipun sudah lupa wajah ibu. Kapan ya buk kita bisa melepas rindu ini. Putri juga rindu bapak. Bapak yang menemaniku sejak kecil. Hanya pundak bapak yang  bisa membuat Putri tertawa”.

 

“Pak – buk…. Putri selalu mendoakan yang terbaik untuk bapak dan ibu. Tak ada kata yang mewakili rasa selain doa. Semoga bapak bahagia di Syurga dan ibu segera kembali menemani hari-hari sepi Putri."

 

Tak ada tisue untuk mengusap. Yang ada hanya kain Kumal untuk menghapus air matanya saat larut dalam doa kerinduan.

------------------------------------------------




Putri… Ibunya meninggalkan ia dan ayahnya saat usia 3 tahun.

Ayahnya kuli bangunan. Tanpa tempat tinggal, putri selalu berpindah-pindah ikut tinggal di gubug bersama kuli-kuli lainnya. 3 bulan yang lalu ayahnya meninggal karena sakit liver.

Sejak kelas 2 SD Putri bersama LMI Madiun. Saat ini Putri Lulus SMP dan akan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMU di Madiun.

Ingin membantu Putri?
Silahkan transfer ke Rekening : BSM an. LMI QQ Juli Susanti no rek. 7020721094

Informasi lengkap melalui WA Pengasuh : 0813-3518-9576 (Ustadzah Juli Susanti)


Berkenan membayar Zakat, Infaq, Shodaqoh, Wakaf, fidyah melalui LMI, silakan transfer melalui rekening berikut. Jangan lupa konfirmasi ke Nomor WA 0822-3000-0909 nggih.






Senin, 20 Maret 2017

Waktu Berharga Pengasuhan Anak

Sedikit oleh-oleh dari Seminar Parenting "Smart Parents Smart Children". Materi yang sangat bagus untuk para orang tua yang diberikan oleh Bunda Kurnia Widhiastuti dari Sygma Parenting Community.

Waktu berharga pengasuhan anak:

👉®7 tahun pertama (0-7 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai raja.
Zona merah - zona larangan
jangan marah-marah, jangan banyak larangan, jangan rusak jaringan otak anak.
Pahamilah bahwa posisi anak yang masih kecil, saat itu yang berkembang otak kanannya.

®7 tahun kedua (7-14 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai pembantu atau tawanan perang.
Zona kuning - zona hati-hati dan waspada.
Latih anak-anak mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, mencuci piring, pakaian, setrika, dll.
Banyak pelajaran berharga dalam kemandirian yang bermanfaat bagi masa depannya.

®7 tahun ketiga (14-21 tahun):
Perlakukan anak seperti sahabat.
Zona hijau - sudah boleh jalan.
Anak sudah bisa dilepas untuk mandiri. Mereka sudah bisa dilepas sebagai duta keluarga.

®7 tahun keempat (21-28 tahun):
Perlakukan sebagai pemimpin.
Zona biru - siap terbang.
Siapkan anak untuk menikah.

®Pada masa anak-anak yang berkembang otak kanannya. Otak kiri berkembang saat usianya menjelang 7 tahun.

Anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat. Sedangkan anak laki lebih lambat.👬Keseimbangan otak kanan dan kiri pada anak laki-laki baru tercapai sempurna di usia 18 tahun, sedangkan anak perempuan sudah cukup seimbang otak kanan dan kirinya di usia 7 tahun. Ampun dah lama bener ya?Ternyata ada rahasia Allah mengapa diatur seperti itu 😍😍

√Laki-laki dipersiapkan untuk jadi pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Untuk itu, jiwa kreatifitas dan explorasinya harus berkembang pesat. Sehingga pengalaman itu membuatnya dapat mengambil keputusan dengan tenang dan tepat.

√Sementara perempuan dipersiapkan untuk jadi pengatur dan manajer yang harus penuh keteraturan dan ketelitian.

**Untuk memberi intruksi pada anak, gunakan suara Ayah 👨. Karena suaranya bas, empuk dan enak di dengar.

**Kalau suara Ibu 👩 memerintah, cenderung melengking seperti biola salah gesek. Itu bisa merusak sel syaraf otak anak. 250rb sel otak anak rusak ketika dimarahin 😱😨

**Solusinya, Ibu bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat jika ingin memberikan instruksi. 🙆🙅💁🙋
Suara perempuan itu enak didengar jika digunakan dengan nada sedang. Cocok untuk mendongeng atau bercerita.

💖++Cara berkomunikasi yang efektif dengan anak:
1. Merangkul pundak anak sambil ditepuk lembut.
2. Sambil mengelus tulang punggung anak hingga ke tulang ekor.
3. Sambil mengusap kepala.

Dengan sentuhan ada gelombang yang akan sampai ke otak anak sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur.


#FullTimeFather
#HappyFamily

Sabtu, 13 September 2014

Kisah Nyata : Hati-hati Ajarkan Motor-Mobil Pada Anak di Bawah Umur



Seorang ayah bertanya pada anak gadisnya yang baru saja naik kelas 6 MI, "kamu mau belajar nyetir?"
"Mau bi...." jawab si anak sambil tersipu tapi penuh semangat.

Tiba-tiba sang ayah membelokkan ke lapangan yang kosong dengan rumput mengering. Mobil diposisikan lurus memanjang sepanjang lapangan. Kemudian ayah dan anak bertukar posisi.

Bak instruktur profesional, sang ayah menjelaskan pedal, posisi gigi, bagaimana mengoper gigi, menyetel tempat duduk dan terakhir sebelum si anak diajarkan menjalankan mobil, diajarkan dulu bagaimana menginjak gas dan rem.

Injakan gas pertama menghasilkan raungan mesin sangat keras. Terlalu keras si anak menginjak rem. Kemudian si ayah meminta sang anak mengurangi tekanan, mengurangi lagi dan mengurangi lagi sampai dirasa cukup untuk menjalankan mobil. Akhirnya si ayah mengatakan bahwa sang anak tidak harus menginjak gas, cukup melepas rem dan mobil akan jalan sendiri.

Tiba waktu yang ditunggu si anak.... Menjalankan mobil. Sang ayah meminta si anak menekan rem, kemudian si ayah memindah gigi dari posisi parkir, melewati R, melewati Netral dan memposisikan pada posisi Drive. Dan si anak sudah diminta melepas pedal rem pelan-pelan.

Mobil berjalan berkelok-kelok menghindari lobang-lobang dalam di lapangan. Sang anak senyum-senyum barngga bisa nyetir mobil, tapi sang ayah menjadi khawatir setelah sang anak bertanya, "Bi, kalau mau ngebut gasnya harus ditekan kencang ya?"

Sang ayah kaget dan menjawab, "oh jangan, bahaya."
"Tapi kalau mau ngebut kan memang harus diinjak keras-keras gasnya Bi."
"Iya, tapi jangan dicoba."
"Kenapa tidak boleh?"
"Kamu kan belum bisa."
"Ini sudah bisa Bi."
"Iya sudah bisa ya. Oke deh, sekarang latihannya selesai dulu." sang ayah mulai panik dan memutuskan untuk menyudahi latihan. "Sudah sekarang berhenti di sini ya, direm dulu"

Si anak menuruti perintah ayahnya menekan rem dengan keras. Mobil seketika berhenti, kepala si ayah nyaris membentur dashboard. Dengan cekatan sang ayah memindahkan gigi ke posisi parkir.

******

Melihat kisah diatas, saya menyimpulkan, berbahayanya anak-anak mengendarai karena :
1. Belum mampu mengontrol dengan baik fungsi perangkat di kendaraan.
2. Memiliki obsesi dan rasa penasaran sangat tinggi, sehingga dikhawatirkan melakukan tindakan yang membahayakan.

Anda boleh mengajarkan anak Anda mengendarai motor atau mobil tapi harus diberikan pemahaman sebaik-baiknya. Dan yang terpenting adalah, JANGAN IJINKAN ANAK MEMBAWA MOTOR-MOBIL SEBELUM CUKUP UMUR DAN MENGANTONGI SIM.


Lapangan Mojopurno Madiun, 14092014



Image :

Kamis, 11 September 2014

Kepada Donatur : Mendidik Anak Kecil Sedekah



Selamat Pagi Donatur Lembaga Manajemen Infaq :

Tentu kita ingin anak kita sudah biasa bersedekah sejak masih kecil.Beberapa kiat yang bisa Anda coba diantara:
1. Menyediakan tempat khusus untuk peminta-minta
2. Meminta anak Anda memberikan kepada peminta-minta.
3. Meminta anak anda memasukkan infaq Anda ke kotak infaq.
4. Memberi uang untuk dimasukkan ke kotak infaq setiap anak mau berangkat jumatan.

Tentu masih banyak kiat lain yang bisa Anda lakukan. silakan mencoba...

Pembaca budiman, tulisan singkat ini terinspirasi kejadian kecil yang saya alami:


Kemarin pagi saya ditunggu seorang ibu pegawai koperasi tempat saya biasa membeli sarapan di kantor. Ibu ini menunggu saya di depan pintu samping koperasi tempat saya biasa keluar masuk. Begitu saya muncul, si ibu lengsung menyapa.

Ibu           : Pak Miftah

Saya        : Ya bu. Ada apa?

Ibu           : Maaf mengganggu sebentar.

Saya        : Ya, ada apa?

Ibu           : saya beberapa hari ini dpusingkan dengan pertanyaan anak saya.
                  Dan jawaban saya tidak memuaskan anak saya pak.

Saya        : memang anak ibu menanyakan masalah apa?

Ibu           : anak saya bertanya masalah pekerjaan. 
  Pertanyaannya begini, “ Bu bukankah orang itu bekerja dan digaji
  harus dengan keringatnya sendiri? Lha kalau pengemis bagaimana? 
  Masa Cuma minta begitu dianggap bekerja.
  Saya jawab : ya karena memang itu pekerjaan dia, mungkin dia
  tidak lagi bisa bekerja lagi selain meminta-minta.
  Anak saya menjawab : kalau memang itu pekerjaan ya sudah, Lha
  terus kenapa kita harus member pengemis? Padahal ada yang 
  dipakai untuk membeli muniman keras dan berjudi?
  Kalau begini terus bagaimana saya menjawabnya?

Saya      :  Bu, Kan tidak semua pengemis menggunakan uang yang kita kasih  
                untuk mabuk dan judi, banyak diantara mereka yang menggantungkan  
                hidupnya dari mengemis. Memang itu yang mungkin bias mereka 
                lakukan.  Salah satu solusi untuk mengurangi kegundahan anak ibu,
   tetep saja kalau ada pengemis dikasih, tapi dibedakan, yang 
  memang terlihat butuh dikasih  agak banyak, yang ada kemungkinan 
                tetep dikasih tapi tidak usah banyak- banyak.

Ibu          : anak saya tetap protes pak, apalagi kalau tidak dikasih juga tidak 
                 mau pergi.

Saya       : itulah bu, tetap saja dikasih sesuai perkiraan kita. Yang memang butuh 
                 berilah agak banyak.

Ibu          : ada solusi lain yang lebih mudah dicerna pak?

Saya       : anak ibu umur berapa?

Ibu          : Kelas 3 SD

Saya       : begini saja. Katakana pada anak ibu, bahwa ibu dengan bapak bekerja
                 mendapatkan penghasilan, tapi setiap penghasilan Bapak-ibu ada 
                 bagian yang menjadi hak orang lain, fakir miskin, dan orang-
                 orang yang membutuhkan. Kemudian ibu siapkan toples kaca dan ibu
                 isi dengan uang pecahan kecil. Katakana pada anak ibu, kalau uang 
                 itu bukan milik kita, ini milik mereka yang membutuhkan. Kalau 
                 ada orang minta-minta, ada pengemis atau siapapun yang meminta-
                 minta ambillah dari toples itu. Dan ingatkan anak ibu untuk tidak 
                 menambil uang itu untuk jajan atau keperluan lainnya. Setelah 
                 kita kasihkan ke orang lain, mau dipakai buat apa ya terserah 
                 mereka karena itu rejeki mereka.  Seperti gaji ibu mau digunakan 
                 untuk apa terserah ibu....

Ibu          : oh begitu ya pak.

Saya       : iya pahamkan dulu anak ibu, bahwa sebagian harta ibu adalah milik
                 orang lain yang harus diberikan kepada pemiliknya. Setelah itu 
                 berikan visualisasi harta yang bukan hak ibu sekeluarga dengan 
                 menyediakan toples.

Ibu          : Terima kasih Pak. Insya Allah akan saya coba.


Image : 
http://semarangcityheritage.wordpress.com/kota-pengemis/ 
http://semarangcityheritage.files.wordpress.com/2012/08/pengemis-miskin-5.jpg


Kategori Tulisan

Anak (21) Ceramah (25) Doaku (3) Gallery (68) Hadits (20) Herbal (3) Hikmah (258) I'tikaf (5) Idul Fitri (27) Inspirasi (149) Jualan (3) Kesehatan (43) Keuangan (12) Kisahnyata (43) Kultum (147) Lailatul Qadar (2) Lain-lain (49) management (4) Nisa' (1) ODOJ (2) Progress (54) prowakaf (2) Puasa (182) Quran (17) Qurban (40) Ramadhan (322) Renungan (17) Rumahkreatif (6) Rumahpintar (8) Rumahtahfidz (18) Rumahyatim (6) Sedekah (47) Share (104) Syawal (5) Tanya jawab (2) Tarawih (4) Tarbiyah (166) Umroh (19) Wakaf (8) Yatim (7) Zakat (22)
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!
 

Info Kesehatan

More on this category »

Tarbiyah dan Pendidikan

More on this category »

Inspirasi Hidup

More on this category »

Lain-lain

Image by ageecomputer.com